Dingin. Duduk menanti di Lobby kampus. Menunggu hujan reda. Tiba-tiba handphone Bianda berdering. Ada sms.
“Kira-kira siapa ya?”, tanya Bian dalam hati.
1 new message from DAVY.
WOW! Davy? Tumben. Ada angin apa ya dia sms? Udah lama banget dia hilang, nggak ada kabarnya.
Message on 10-05-2010, 13:53
Davy : Hai Bian, apa kabar? Lagi dimana? Sibuk nggak?
Bianda : Hai Dav, kabarku baik. Aku lagi di kampus nih, nanti kalo udah sampe rumah, aku kabarin ya.
Davy : Oh, lg belajar ya? Maaf deh kl ganggu.
Message on 10-05-2010, 15:27.
Bianda : Dav, aku udah di rumah nih. Kamu lagi apa?
Davy : Lagi mikirin kamu. Aku mau kasihtau kamu sesuatu Bi, tp ntar kl kamu udah ngga sibuk, tp kasihtau ya?
Message on 10-05-2010, 21:00.
Bianda : Okay, now I’m free. What’s up?
Davy : Aku lagi mikir, Bi. Aku suka kamu. Is there any possibility we’re dating? Will you be my girlfriend Bianda?
Ups. Apa aku ngga salah baca? Yaa Tuhaaan.. Kenapa dia baru bilang sekarang, di saat aku sedang berhubungan dengan orang lain? Tapi kenapa ya perasaanku ke dia masih sama sampai sekarang? Hati Bianda bergejolak.
Bianda : Hah? Kenapa kamu tiba-tiba ngomong kayak begitu, Dav?
Davy : Well, aku memang suka kamu dan aku pikir sekarang aku harus confess.
Bianda : Kenapa kamu baru ngomong sekarang, Dav? Kamu kemana aja? Selama ini kamu ngasih suatu harapan yang nggak pasti ke aku, tau nggak? Makanya aku ngejaga banget untuk nggak pake perasaan, supaya nggak kecewa nantinya.
Davy : Aku udah ngerasa dari kelas 3 SMA Bi, tapi aku nggak mungkin bilang, aku takut ganggu karena kita akan fokus ke ujian akhir. Aku pikir sekarang waktunya udah tepat dan aku yakin banget buat ngejalaninnya sama kamu, aku udah nunggu moment ini dari kelas 3, Bi.
Bian bingung harus jawab apa. Di satu sisi, dia masih menyimpan perasaan spesial pada Davy, tapi di sisi lain, dia sedang menjalin hubungan dengan Diaz, yang tak lain adalah senior Davy di SMA, walaupun hubungan Bian dan Diaz lagi di ujung tanduk. Akhirnya Bian memutuskan…
Bianda : I have the same feeling with u Dav, but I doubt, give me time please. I think we have to convinced ourselves about our feeling, Dav.
Davy : Well, anything can happen! Kamu nggak perlu ragu. Menurutku, apa yang ada sekarang ya di jalanin aja.
Bian meyakinkan Davy…
Bianda : Prinsipku, sebelum kita menjalin suatu hubungan spesial, kita harus yakin dulu sama perasaan kita masing-masing. Jangan sampai asal mutusin untuk berpacaran, tanpa kita mengenal lebih dalam pasangan kita, karena di saat ada konflik nanti rentan untuk putus. Aku ngga mau kayak gitu, Dav.
Akhirnya, Davy menerima keputusan Bian, yakni biarkan semuanya mengalir.
Bian merahasiakan kalau saat ini dirinya sedang menjalin hubungan dengan Diaz, senior Davy semasa SMA. Hubungan Bian dengan Diaz sudah terjalin hingga 1 tahun. Pertemuan mereka terjadi saat sama-sama mengikuti bimbingan belajar di GO (Ganesha Operation). Diaz adalah anak yang cerdas, baik, alim, dan disukai siswi-siswi di GO. Hubungan mereka menjadi renggang setelah memasuki dunia perkuliahan, kebetulan tempat kuliah mereka berbeda. Di dunia yang baru ini, mereka membutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan diri dengan lingkungan, teman-teman, dan sistem belajar yang baru. Inilah yang membuat mereka berantem terus.
“Haloo. Selamat 9 bulanan ya sayang. Kamu sibuk apa aja akhir-akhir ini? Aku kangen. Pengen cerita banyak sama kamu”, obrolan Diaz saat di telepon.
“Haloo juga sayang. Iya, selamat 9 bulanan juga ya. Aku lagi sibuk banget nih, baru aja masuk kuliah, tapi tugasnya udah banyak banget. Belom lagi kalo weekend, aku suka dapet job nyanyi dari kampus, jadi aku berusaha sebisa mungkin untuk atur waktu”, Bian menjelaskan.
“Kamu kapan sih punya waktu buat aku? Aku pengen kayak dulu Bi, hampir setiap hari kita telepon, ngobrol, cerita-cerita gimana di kampus. Sekarang? Sms cuma sekali sehari. Mana janji kamu untuk keep contact sama aku? Katanya kamu akan tetep perhatian walaupun kita beda kuliah?”, tanya Diaz dengan marahnya.
“Yaz, aku capek deh kita ribut terus kayak begini. Apa yang harus aku lakuin? Kita sama-sama punya prinsip kan untuk menjalani hubungan ini dengan prioritas kuliah. Aku sibuk dengan kuliahku, dengan tugas-tugasku, bukan dengan yang lain. Aku berharap kamu bisa ngertiin aku Yaz, tapi apa? Kamu selalu begini.”
Diaz tetap diam tak bergeming.
“Oke, kalo gitu aku minta maaf. Maaf aku belum bisa menjadi wanita seperti yang kamu inginkan. Aku harap kamu bisa dapetin wanita lain yang bisa ngertiin kamu. Terimakasih. Selamat malam.” Bian menghela nafas dalam.
Klik.
Pembicaraan diputuskan oleh Bian. Hati wanita itu berkecamuk. Ada perasaan bersalah mengeluarkan kata-kata tadi, tapi terlalu lelah untuk mengemban semua perasaan ini. Ini bukan unuk pertama kalinya, melainkan sudah berkali-kali Diaz bersikap begini. Setelah kejadian itu pun, Diaz tidak merespon apa-apa. Setelah telepon ditutup oleh Bian, yasudah, selesai. Tidak ada telepon atau sms lagi. Mungkin ini resiko yang harus dijalani ketika kita melakukan LDR (Long Distance Relationship).
Di sisi lain, hubungan Bian dan Davy terus berjalan. Davy adalah lelaki yang disukai Bian saat 3 SMP. Ia lelaki yang popular, karena jago bermain drum. Atraksinya saat di panggung, membuat Bian terkagum-kagum, tapi perasaan itu dipendam sendiri oleh Bian. Setelah lulus SMP, mereka beda SMA dan baru contact-an lagi saat mereka kelas 3 SMA. Davy mendapat nomor telepon Bian dari Buku Tahunan SMP mereka. Ternyata Davy juga memiliki perasaan yang sama pada Bian sejak kelas 3 SMA. Ia enggan menyatakan perasaannya dengan pertimbangan saat ini mereka sedang fokus kepada ujian akhir.
Message on 17-05-2010, 19:10
Davy : Well, Bi, kamu mau kan ngejalanin hubungan ini dengan aku? If u can’t stand it, just tell me ya.
Bianda : Kita jalanin aja ya, Dav. Aku itu perempuan yang sulit untuk benar-benar jatuh cinta. Aku butuh proses.
Davy : Mungkin aku bs nunggu prosesnya selesai, aku sendiri udh lama mau sm kamu, Bi. Mudah-mudahan aku bs ngejalaninnya. Know what? I’m dead serious ‘bout what I said. Ttg aku sayang kamu, I am! Gonna kiss you, well, I will! Just prepare urself ya. Aku tidur ya sayang. Guten abend!
Hari-hari yang Bian dan Davy jalani menjadi lebih indah dan tenang. Kenapa? Bian sudah tidak berhubungan lagi dengan Diaz. Bian juga bersyukur akhirnya perasaannya ini terbalaskan oleh lelaki yang disukainya sejak 3 SMP. Mereka sudah 2 tahun tidak bertemu. Untuk itu, mereka pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengenal lebih dalam lagi sosok orang yang mereka sayangi. Mulai dari pergi nonton di bioskop, toko buku, jalan-jalan, atau sekedar ngobrol-ngobrol, mereka lakukan bersama. Terlihat dari kedua sejoli ini bahwa mereka saling menyayangi dan mengasihi.
Namun, setelah 2 minggu berlalu, Davy hilang. Lagi. Ia tidak sms atau telepon Bian. Hari demi hari. Minggu demi minggu. Bulan demi bulan. Davy tak kunjung ada kabarnya. Bian mulai resah. Dia sudah berulang kali mengirim sms dan menelepon Davy, tapi tidak pernah ada balasan.
Aneh! Davy kemana ya. Dia nggak punya pulsa? Nggak mungkin. Dia sakit? Pasti ngabarin. Mungkin dia sedang sibuk mencari kursus Bahasa Jerman demi menunjang perkuliahannya di SGU (Swiss German University), Bian berkata dalam hati.
Message on 29-06-2010, 17:19
Bianda : Davy, ini aku Bian. Kamu kemana aja, Dav? Udah berkali-kali aku coba hubungin kamu, but no responses. I miss u so much. >_<
Message Sent.
Message Delivered.
Beberapa saat kemudian….
1 new message from DAVY.
WOW! Setelah berulang kali sms, akhirnya dibales juga. Aaaa syukur Alhamdulillah. Bian senang sekali.
Dibukanya sms itu….
Davy : Davy? No, hier ist Schmidt. I’m his brother. He’s on a summer camp for 3 months. He told me to keep his phone save.
Bianda kaget sekaligus kecewa. Kenapa bukan Davy yang bales? Aku ingin Davy. Aku kangen Davy. Hal itu muncul dibenaknya dan ia harus menemukan jawabannya.
Bianda : Schmidt? His brother? Mm this’ Bianda, please tell him that I miss him so much. Thx. Anw, when he’s back?
Davy : Lol, yeah I’ll tell him. Nicht zu danke. I considered him my own young brother, same with him considered me as his brother. We r so close. I don’t know exactly when, I just remember he’s gone last month. Why? R u his girlfriend?
Bianda : Mm I’m confused, Schmidt. He’s suddenly disappear. Why did he not tell me ‘bout this? Well, he’s already told me about his feeling, but I’ve decided to convinced ourselves about our feelings before make a relationship.
Davy : Convinced? So, u r friend of him or sum kind of what? Lol, Indo so weird or aneh, huh? In my country, u kiss someone to be in a relationship. U better luck, 3 other girls r chasing him too. Well, the girls make a move. 1 of them is my sis, so..he’s still free, huh? Don’t worry, he’ll definitely back, we’re just don’t know when.
Entah apa yang harus kulakukan. Apa aku harus percaya sama kata-kata orang asing ini? Ini kan cuma sms. Apa benar dia Schmidt bukan Davy? Tapi kenapa, kenapa Davy hilang tiba-tiba? Dia nggak pernah bilang ke aku kalau dia mau ikutan summer camp di Jerman. Kenapa Davy nggak pernah kasih kabar apa-apa selama disana? Pertanyaan ini terus bersahutan di pikiran dan perasaan Bian. Mungkin Bian harus bersabar. Cuma waktu. Waktu yang bisa menjawab. Pasti, setelah Davy sampai di Indonesia, dia akan menjelaskan dan meminta maaf pada Bian atas kepergiannya yang tiba-tiba dan tanpa pamit itu.
Waktu terus bergulir, hingga satu bulan berlalu…
Message on 08-09-2010, 10:00
Davy : Hi Bianda. This’ Schmidt. I just wanna tell u that Davy is passed away in aeroplane. His plane circling before it crashed and hit a guardrail. RIP Davy. Bianda terhenyak membaca pesan itu. Ia merasakan hatinya hancur lebur berkeping-keping. Penantiannya atas kepulangan Davy, berbuah pahit. Davy, lelaki yang disukainya sejak 3 SMP. Lelaki yang dulu sempat hilang dan tiba-tiba muncul lagi dengan membawa semua perasaannya, kemudian mereka sempat mengecap asa bersama. Kini ia pergi lagi, bukan untuk sementara, bukan hanya untuk belajar bahasa Jerman, bukan hanya untuk Summer Camp, melainkan untuk selama-lamanya. L
“Aku belum sempat bilang kalau aku benar-benar sayang sama kamu, Dav”, ucap Bian lirih.
No comments:
Post a Comment